Selasa, 30 April 2013.
Tepat hari ini kakek saya bertambah 1 tahun umurnya. Namun sayangnya dia telah pergi. Saya akan bercerita lebih dipostingan yang lain mengenai kakek saya.
Pagi ini sekitar pukul 03.00 dini hari waktu GMT+12 saya terbangun dari tidur lelap saya. Terbangun dan melihat sekitar berharap bahwa saya terbangun di kamar saya. Namun tidak, saya terbangun di ruangan berukuran sekitar 3x3 meter, ruangan yang sengaja dipinjamkan kepada saya oleh keluarga Trudy Kitney.
Saya terbangun pagi ini karena mimpi buruk yang saya alami. Sudah beberapaa hari ini saya selalu bermimpi buruk, entah mengapa. Mimpi buruk yang saya alami selalu membuat saya merasa tidak nyaman. Sayang saya lupa mengenai isi mimpi tersebut.
Setelah saya terbangun, saya dengan seketika melihat laptop bermerek DELL XPS dengan seri M1330 kepunyaan saya. Pada layarnya sudah terbuka halaman Facebook dan Twitter saya. Terdapat 11 pemberitahuan dan 2 pesan baru dihalaman Facebook dan 1 mention baru dihalaman Twitter.
Setelah melihat semua pemberitahuan dan membalas semua pesan di halaman Facebook yang ternyata dari adek kelas saya dan dari kekasih saya, saya pun melihat mention baru yang terdapat pada halaman Twitter. Ternyata itu adalah teman saya, Niluh, yang membalas mention saya sebelumnya.
Setelah beberapa kali berbalas-balasan di Twitter akhirnya saya terlelap. Waktu menunjukan sekitar pukul 06.20 ketika saya terlelap. Dalam tidur saya yang lelap, kembali saya bermimpi yang aneh, sangat aneh, mungkin tidak begitu aneh. *loh?
Saya bermimpi berada di suatu tempat bersama-sama dengan seluruh siswa dari sekolah saya terlebih dahulu, SMA Negeri 3 Jayapura. Pada mimpi tersebut kami semua sedang asik bermain. Ya, tentu saja saya sedang bermain dengan kekasih saya. Namun kurang jelas kami bermain apa.
Waktu pun berjalan, tiba-tiba kami berduapun tiba pada sebuah ruangan seperti layaknya ruang kemudi dari pesawat luar angkasa, aneh kan? Di dalam ruang tersebut terdapat rekan-rekan saya yang sekelas dengan saya, kelas Absolutely Amazing, begitu namanya.
Disana kami tersadarkan dengan sesuatu yang aneh. Kami melihat disekitar ruangan yang ternyata kaca tembus pandang, sehingga kami bisa meilhat siswa lain diluar. Kami semua terhentak membisu dan berbingung ria ketika melihat seluruh siswa diluar telah meninggal.
Salah seorang teman saya, Jordi, meberikan sebuah kode kepada saya bahwa ada sesuatu yang aneh. Di dalam ruangan tersebut ternyata bukan hanya kami sendiri. Ternyata ada dua orang dewasa yang berjenis kelamin pria dan wanita.
Seorang yang pria bertubuh besar dan perutnya buncit, memakai baju ketat berwarna kuning. Rupa wajahnya kurang jelas seperti apa, namun kumis babarnya tampak begitu lebat. Sedangkan yang wanita memiliki tubuh kurus dan cukup berbentuk. Dia mengenakan baju lengan panjang yang ketat berwarna kuning ditubuh dan hitam di daerah tangan. Dia juga mengenakan celana panjang ketat berwarna hitam.
Mereka berdua tampak tak asing bagi saya, namun saya tidak bisa mengenal mereka berdua dengan baik. Mereka berdua berbicara kepada kami, tidak jelas apa yang mereka bicarakan yang jelas hati dan perasaaan saya berkata bahwa mereka sedang berbohong dan bermaksud untuk membunuh kami, karena cuma tersisa kami yang hidup. Fakta ini timbul dibenak saya setelah melihat di luar bahwa semua siswa telah meninggal.
Entah mengapa saya dengan cepat menarik lengan kekasih saya dan membawanya ke pojok ruangan. Saya mengajaknya untuk berdoa, saya sendiri bingung kenapa saya melakukan hal tersebut, saya merasa bahwa kami semua akan mati. Kemudian dua orang dewasa itu berjalan menuju kami berdua.
Namun entah bagaimana, saya dan kekasih saya tiba-tiba berada di suatu tempat. Dari tempat itu kami bisa melihat seluruh siswa yang telah meninggal dan juga pesawat luar angakasa tersebut. Kami sempat berbincang berdua, namun saya lupa kan isi perbincangan itu.
Tiba-tiba terdengar suara yang berasal seperti dari alat pembesar suara atau toa, yang berbicara banyak, namun yang saya dengar dengan baik dan mengingatnya adalah kekasih hati saya harus segera membayar kepada mereka dengan jumlah yang besar karena kekasih saya telah melakukan sesuatu yang salah.
Akhirnya saya menemani kekasih saya untuk membayar semua itu. Dalam perjalanan saya menemukan adek kelas saya, entah siapa, dia mengatakan bahwa rekan saya akan segera berangkat, dengan seketika saya dan kekasih saya berlari menuju rekan saya dan mengucapkan salam perpisahan.
Dia sudah sekitar 4 meter dari pantai. Dia pergi dengan menggunakan perahu sederhana berbentuk persegi dan terbuat dari bambu-bambu tua, terdapat dua bendera kecil berwarna merah masing-masing ojok perahu tersebut yang dikat pada ranting kecil dan tinggi.
Perahu tersebut dikemudikan oleh dua orang yang hanya mengenakan celan putih yang sangat kotor dan berbadan kosong. Kami berdua mengucapkan salam perpisahan kepada dia. Namun ketika saya melihat kekasih saya, dia seolah-olah sedang memegang senapan yang sebenarnya tidak ada dan menembakkannya ke rekan saya. Ternyata itu adalah salam perpisahan bagi mereka berdua. Rekan saya pun membalas dengan berpura-pura tertembak. *satu kata, aneh.
Ketika saya dan kekasih saya ingin melanjutkan perjalanan tiba-tiba disekitar kami sedang diadakan apel upacara dan kami harus kembali kebarisan kami. Kekasih saya melanjutkan perjalanannya untuk membayar dan saya kembali kebarisan saya. Disana saya bertemu dengan guru saya yang menyuruh saya untuk berbaris.
Dengan seketika mereka semua menghilang, dan saya berada diujung taluk yang terbuat dari kayu dengan suasana senja memandang kelautan dan ketika saya berbalik saya melihat kekasih saya yang cukup jauh keberadaannya dari tempat saya berdiri. Kami berdua saling bertatapan, namun wajah dari kekasih saya agak sedih seperti ingin menangis. Wajah manisnya terkesan sangat capek dan agak kecoklatan, seperti habis bekerja di bawah sinar matahari yang panas. Lama kami berdua bertatapan sampai akhirnya saya terbangun. Ketika saya terbangun saya merasa sangat sedih, entah mengapa. Doapun saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa setelah terbangun.
Waktu pun berjalan, tiba-tiba kami berduapun tiba pada sebuah ruangan seperti layaknya ruang kemudi dari pesawat luar angkasa, aneh kan? Di dalam ruang tersebut terdapat rekan-rekan saya yang sekelas dengan saya, kelas Absolutely Amazing, begitu namanya.
Disana kami tersadarkan dengan sesuatu yang aneh. Kami melihat disekitar ruangan yang ternyata kaca tembus pandang, sehingga kami bisa meilhat siswa lain diluar. Kami semua terhentak membisu dan berbingung ria ketika melihat seluruh siswa diluar telah meninggal.
Salah seorang teman saya, Jordi, meberikan sebuah kode kepada saya bahwa ada sesuatu yang aneh. Di dalam ruangan tersebut ternyata bukan hanya kami sendiri. Ternyata ada dua orang dewasa yang berjenis kelamin pria dan wanita.
Seorang yang pria bertubuh besar dan perutnya buncit, memakai baju ketat berwarna kuning. Rupa wajahnya kurang jelas seperti apa, namun kumis babarnya tampak begitu lebat. Sedangkan yang wanita memiliki tubuh kurus dan cukup berbentuk. Dia mengenakan baju lengan panjang yang ketat berwarna kuning ditubuh dan hitam di daerah tangan. Dia juga mengenakan celana panjang ketat berwarna hitam.
Mereka berdua tampak tak asing bagi saya, namun saya tidak bisa mengenal mereka berdua dengan baik. Mereka berdua berbicara kepada kami, tidak jelas apa yang mereka bicarakan yang jelas hati dan perasaaan saya berkata bahwa mereka sedang berbohong dan bermaksud untuk membunuh kami, karena cuma tersisa kami yang hidup. Fakta ini timbul dibenak saya setelah melihat di luar bahwa semua siswa telah meninggal.
Entah mengapa saya dengan cepat menarik lengan kekasih saya dan membawanya ke pojok ruangan. Saya mengajaknya untuk berdoa, saya sendiri bingung kenapa saya melakukan hal tersebut, saya merasa bahwa kami semua akan mati. Kemudian dua orang dewasa itu berjalan menuju kami berdua.
Namun entah bagaimana, saya dan kekasih saya tiba-tiba berada di suatu tempat. Dari tempat itu kami bisa melihat seluruh siswa yang telah meninggal dan juga pesawat luar angakasa tersebut. Kami sempat berbincang berdua, namun saya lupa kan isi perbincangan itu.
Tiba-tiba terdengar suara yang berasal seperti dari alat pembesar suara atau toa, yang berbicara banyak, namun yang saya dengar dengan baik dan mengingatnya adalah kekasih hati saya harus segera membayar kepada mereka dengan jumlah yang besar karena kekasih saya telah melakukan sesuatu yang salah.
Akhirnya saya menemani kekasih saya untuk membayar semua itu. Dalam perjalanan saya menemukan adek kelas saya, entah siapa, dia mengatakan bahwa rekan saya akan segera berangkat, dengan seketika saya dan kekasih saya berlari menuju rekan saya dan mengucapkan salam perpisahan.
Dia sudah sekitar 4 meter dari pantai. Dia pergi dengan menggunakan perahu sederhana berbentuk persegi dan terbuat dari bambu-bambu tua, terdapat dua bendera kecil berwarna merah masing-masing ojok perahu tersebut yang dikat pada ranting kecil dan tinggi.
Perahu tersebut dikemudikan oleh dua orang yang hanya mengenakan celan putih yang sangat kotor dan berbadan kosong. Kami berdua mengucapkan salam perpisahan kepada dia. Namun ketika saya melihat kekasih saya, dia seolah-olah sedang memegang senapan yang sebenarnya tidak ada dan menembakkannya ke rekan saya. Ternyata itu adalah salam perpisahan bagi mereka berdua. Rekan saya pun membalas dengan berpura-pura tertembak. *satu kata, aneh.
Ketika saya dan kekasih saya ingin melanjutkan perjalanan tiba-tiba disekitar kami sedang diadakan apel upacara dan kami harus kembali kebarisan kami. Kekasih saya melanjutkan perjalanannya untuk membayar dan saya kembali kebarisan saya. Disana saya bertemu dengan guru saya yang menyuruh saya untuk berbaris.
Dengan seketika mereka semua menghilang, dan saya berada diujung taluk yang terbuat dari kayu dengan suasana senja memandang kelautan dan ketika saya berbalik saya melihat kekasih saya yang cukup jauh keberadaannya dari tempat saya berdiri. Kami berdua saling bertatapan, namun wajah dari kekasih saya agak sedih seperti ingin menangis. Wajah manisnya terkesan sangat capek dan agak kecoklatan, seperti habis bekerja di bawah sinar matahari yang panas. Lama kami berdua bertatapan sampai akhirnya saya terbangun. Ketika saya terbangun saya merasa sangat sedih, entah mengapa. Doapun saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa setelah terbangun.
Mimpi yang aneh, namun ini bukan kali pertama saya bermimpi yang aneh, ini adalah salah satu mimpi dari begitu banyak mimpi aneh yang saya alami beberapa hari ini. Saya bingung mengapa saya selalu bermimpi aneh. Mungkin mulai saat ini saya akan menuliskan mimpi-mimpi aneh yang saya alami pada blog ini.
Sekian mimpi saya hari ini, kritik dan saran dari anda sangat saya butuhkan. Jika anda berniat untuk memberikan kritik dan saran, anda dapat berkomentar di bawah atau mengirimkannya ke email saya:: pascalsapari857496@gmail.com
Terimakasih telah membaca.
Tuhan Berkati.
PaC